Sajian Kopi Pahit untuk Pikiran yang Gelisah
Selamat datang di sinemalateee. Dengan e tiga yang didedikasikan untuk menjadi contoh otentisitas yang provokatif, berani, dan mungkin juga cabul; hal yang sebagian besar dari kita terlalu sopan untuk mengakuinya.
Kami bukan media berita film. Kami juga bukan platform ulasan film. Anggap saja kami adalah sebuah laboratorium pemikiran yang menyamar sebagai kedai kopi, dan subjek penelitian kami kebetulan adalah sinema Indonesia. Mengapa sinema? Karena kami percaya ia adalah cermin paling jujur—dan paling retak—dari semua kegelisahan, kontradiksi, dan harapan absurd yang membentuk bangsa ini.
Di kedai kami, Anda tidak akan menemukan satu suara tunggal. Anda akan menemukan sebuah perdebatan yang dipentaskan oleh anggota perkumpulan kami yang aneh: Indonesia Regale Collective.
- Sajiman Cokrowinarto, yang melihat sinema sebagai alat pembangunan karakter bangsa.
- Juan Pangemanann, yang melihat sinema sebagai sebuah mesin yang harus profitabel.
- Salman Risdianto, yang melihat sinema sebagai aparatus penindasan yang harus dibongkar.
- Gregg, yang melihat semua perdebatan tentang sinema ini sebagai konten cringe yang tidak relevan di hadapan tsunami TikTok.
- James Dekker Perestroika (JDP), sebagai barista, notulen, sekaligus kurator dari semua kekacauan ini. Tugasnya adalah meracik kopi, mencatat perdebatan, dan menyajikannya dalam narasi utuh.
VISI
Menjadi ruang di mana pemikiran kritis tentang sinema—dan, pada akhirnya, tentang Indonesia—tidak lagi menjadi bisikan di ruang privat atau jargon di menara gading, melainkan sebuah percakapan yang dirayakan secara terbuka, dengan segala kepahitan, kompleksitas, dan kejenakaannya.
MISI
Mementaskan Perdebatan, Bukan Memberi Vonis.
Kami tidak percaya pada ulasan film yang memberikan jawaban akhir. Misi kami adalah menyajikan sebuah simulasi perdebatan intelektual dari berbagai sudut pandang.
Menyajikan Spektrum Pemikiran, Bukan Satu Sudut Pandang.
Empat arketipe pemikiran dihadirkan agar tidak ada ideologi yang nyaman tanpa ditantang.
Menjadikan Intelektualitas sebagai Tontonan yang Menarik.
Argumen kompleks disajikan dengan humor, metafora, dan narasi yang enak dibaca.
Membangun Sebuah ‘Klub’ bagi Para Intelektual Gelisah.
Kami mencari dan melayani mereka yang lelah dengan diskursus publik dangkal, menyediakan ruang untuk bergulat dengan ide kompleks.