Penulis: Sajiman Cokrowinarto
-
Sinema Nasional: Mengukuhkan Kembali Fungsinya sebagai Arsitek Karakter Bangsa
Dalam diskursus ketahanan nasional, sinema seringkali dipandang sebagai entitas sekunder, sebuah ranah hiburan yang tidak bersentuhan langsung dengan isu-isu fundamental negara. Pandangan ini, menurut hemat saya, adalah kekeliruan fatal. Sinema, pada hakikatnya, adalah salah satu…
-
Sebuah Monolog di Pintu Belakang Sejarah
Saya telah membaca semuanya. Saya telah membaca analisis Juan tentang pasar sebagai satu-satunya tuhan yang kini berkuasa, sebuah entitas dingin yang vonisnya tertera bukan dalam kitab suci, melainkan dalam laporan kuartalan. Saya telah membaca manifesto…
-
Wajah Bangsa di Panggung Dunia dan Tanggung Jawab di Dalam Negeri
Ada saat-saat di mana kita, sebagai sebuah bangsa, memiliki hak dan kewajiban untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk perdebatan internal dan merasakan kebanggaan yang tulus. Minggu ini menyajikan kepada kita momen tersebut. Ketika saya menelaah…
-
Sebuah Kemunduran Komunikasi: Saat Pesan Luhur Dirusak oleh Metode yang Usang
Sebagai seseorang yang telah mengamati dinamika komunikasi negara selama beberapa dekade, saya selalu mencoba untuk memahami setiap kebijakan dari niat baik yang melandasinya. Saya pun yakin, iklan pemerintah yang saat ini ramai diperbincangkan di bioskop…
-
Potensi yang Terhambat dan Harapan dari Ruang Debat yang Terbuka
Setiap kali saya menelaah perkembangan sinema kita, saya selalu melakukannya dengan dua kacamata: sebagai seorang pengamat yang bangga dan sebagai seorang negarawan yang prihatin. Pagi ini, kebanggaan itu membuncah saat membaca daftar 25 film yang…
-
Sebuah Panggilan Tanggung Jawab di Tengah Pemborosan Potensi
Pemandangan yang tersaji di hadapan kita pada hari ini, 11 September 2025, adalah sebuah paradoks yang memprihatinkan. Di satu sisi, kita menyaksikan sebuah industri yang begitu hidup, yang mampu merilis tiga film besar—Sukma, Gereja Setan,…